Jika Frau-Pein Bersama
Chap 1 :
Pervy Bishop and Pervy Criminal
Warn! Twoshot.
Plot gak jelas, aneh, typo (maybe), dan bisa bikin mules. Author muncul di sini sebagai Yazuki Hina.
Disclaimer :
Naruto ã Masashi
Kishimoto a.k.a Om Kishi
07-Ghost ã Amemiya
Yuki a.k.a Tante Yuki & Ichihara Yukino a.k.a Tante Yukino
Akhir kata,
RnR.
Summary : Pein & Frau punya banyak kesamaan. Pein pake
piercing, Frau juga. Pein otaknya mesum, Frau juga. Pein demen baca hentai,
Frau juga. Tapi, mereka sama-sama ga bisa godain cewek. Gimana kalo mereka
disatukan?
“Cewek. Sini dong~” kata Frau. Cewek
itu menoleh. Dan dia ngebentak Frau. “Apaan sih? Lo pikir gw cewe apaan? Hah?”
kata ntuh cewek. “Jangan galak,dong. Oh iya, kenalin. Gw Frau Birkin, panggil
aja gw Prince Frau.” Kata Frau. Tuh cewek langsung muntah-muntah dengernya.
“Najis, tau gak!?” kata tuh cewek. Habis itu, dia ngegampar Frau. Tentunya
dengan gamparan kualitas ekspor dan merupakan best seller yang laku di seluruh
Barsburg Empire dari Distrik 1-7, Seireitei di Soul Society (Bleach?), 5 Desa Shinobi terbesar dari
Konoha – Iwa (Naruto?), X-Zone dari
gerbang perbatasan sampe X-Tower (Idaten
Jump?), dllsb.
“Umm, aku kan belum tanya nama kamu siapa.
Namamu siapa?” kata Frau dengan suara agak manja yang dibuat-buat. “Gausah pake
‘aku-kamu’ segala,deh! Lu kata gw pacar lo? Nama gw Yazuki Hina. Panggil gw
Hina, Hina-chan, ato Yazuki-chan. Asal jangan Hina-kun.” Kata cewek yang
belakangan diketahui namanya Yazuki Hina itu. “Iya. Hina-chan mau ke mana? Ikut
dong.” Kata Frau dan dengan manjanya,
dia asal megang tangan Hina!! WTF!
(Markas Akatsuki)
“ Konan-koi, kamu tahu gak? Aku tiap
malem liat beribu-ribu bintang di langit. Tapi, cuma satu yang menarik hatiku.
Itu ya kamu, Konan-koi.” Kata Pein sambil ngegigit mawar kuning. TING NONG!
“Spada! Wilujeng siang! Horas! Ada
orang di dalam?” kata Hina-chan. Frau yang ada di belakangnya cuma bisa diem
gak jelas. ‘Gw mo diapain nih sama nih cewek satu? Mau dibantai gw? Ngeriii’
batin Frau. Pintu goa hantu….. Eeh… maksudnya Markas Akatsuki, akhirnya dibuka
sama seseorang berambut jabrik, berpiercing, dari mukanya udah ketauan mesum
akut, pake jubah item bermotif awan merah yang istimewa (noraknya). Lebih norak dari baju Frau yang warna biru dongker yang
sekarang lagi dia pake. (Readers, Frau
gak mungkin pake baju uskup ke Markas Akatsuki. Bisa lari terbirit-birit sambil
kencing di celana tuh Akatsuki! Mereka kan gak mau tobat. Lagian, Hina-chan
harus masuk dulu ke Gereja Barsburg buat nungguin dia ganti baju. Dia ganti
baju lama amat,sih! (-.-‘))
“Oh,Hina-chan ku tersayang~” kata
Pein pake nada flirting. Hina langsung ngebanting Pein di tempat tanpa
ba-bi-bu. Yang dibanting lagi nosebleed stadium 5 (emang ada?). Frau? Diem seribu bahasa liat Hina ngebanting Pein sambil
ngerokok di Markas Akatsuki.
“Selamat datang di Markas Akatsuki.
Mau pesan apa,mas?” kata Pein seolah-olah Markas Akatsuki itu restoran.
Ditambah dia pegang notes & pensil bwat nyatet pesanan. Lagaknya mirip
professional waiter di restoran bintang
lima, bo! (Readers : Notes sama
pensilnya dapet dari mana? Hina : Alah, paling nyolong. Lu semua kayak gak tau
aja betapa gak modalnya seorang Pein. (-.-“). Kalo gw bilang sih, dia nyolong
notes sama pensilnya Kakuzu. Readers : (O.O) ) “Baru tahu gw, goa bobrok
macem gini bisa jadi restoran. Kenapa Black Hawks kagak coba buka restoran
deket sini,ya?” kata Frau. Baka Yaro Frau-san! Gak tau aja lu nih goa tempat
apaan! Kalo lu tau, gak yakin gw Akatsuki bisa selamat kalo lo tiba-tiba
berubah jadi Zehel. Ih, serem!
“Majalah hentai edisi terbaru. Ada?”
kata Frau (sok) cool. “Hehehe, sori
Pein. Gw bawa temen senasib lo nih. By the way, anyway, busway, on highway, gw
punya beberapa pertanyaan buat kalian” kata Hina-chan mulai serius. “Iya. Masuk
dulu,Hina-chan, sama….” “Frau. Frau Birkin. Panggil Uskup Frau juga boleh. Ero
shikyou juga gapapa. Asal jangan panggil
gw Pervy Bishop. Ngerti?” kata Frau. “BAKA YARO FRAU-SAN! ERO SHIKYOU SAMA
PERVY BISHOP ITU ARTINYA SAMA!” kata Hina-chan sambil ngejitak Frau dengan tidak
berpri-ke-Frau-an. Poor you, Frau.
Habis masuk goa itu, Hina memulai
sesi interview negosiasi SPP & Uang Pangkal anak antara Frau Birkin dan
Tendou Pein. (*digebuk Pein* *Frau
berubah jadi Zehel* *Hina-chan tepar*) “Eh, kalian itu punya banyak kesamaan,loh.”
Kata Hina terus terang. “Kita gak sama dan gak mau disamain!” kata Frau-Pein
teriak barengan (jodoh emang! (-.-*)
Fainted Hina.) “Beneran! Kalian udah sama-sama pake piercing, mukanya
mesum, rambutnya jabrik ga jelas, trus itu sama-sama suka baca hentai lagi!”
kata Hina dengan semangat ’45. “Ya, trus kalo kita punya banyak kesamaan, lo
mau ngapain?” kata Frau & Pein (lagi).
“Gw mau nanya lagi. Apa kalian
pernah berhasil ngegombalin cewek selama ini?” Hina nanya lagi. Mereka merenung
bentar (Bayangin aja kayak lagi
‘Mengheningkan Cipta’ pas upacara bendera tiap hari Senen!) Alhasil ala
kadarnya, mereka refleks geleng-geleng kepala kayak orang lagi dugem.
“Gw punya ide. Lo mau kan bisa
ngegombal di depan paling enggak 1 cewe?” kata Hina. Mereka pun
ngangguk-ngangguk kayak anjing mabok. “Oke. Gw bakal panggil ‘Guru Cinta’ bwat
bantuin kalian” kata Hina. 2 orang itu. “HAH???!!! GURU CINTA????!!!! SAPE
TUH???!!!” kata mereka. Yaudah sih, kaget mah kaget aja. Gausah pake caps lock party
segala kali.
Siapa Guru Cinta
yang dimaksud Hina?